Permasalahan Mesin Injeksi Moulding Plastik Paling Sering Terjadi

Di dalam proses pengolahan polimer yang menggunakan alat berat tentu ada saja permasalahan mesin injeksi moulding plastik yang terjadi. Dengan mengenali jenis-jenisnya maka tenaga pabrik bisa melakukan penanganan yang tepat jika kerusakan terjadi. Di samping itu perawatan berkala pun tidak boleh luput dari standar keamanan kerja.

Permasalahan mesin injeksi moulding plastik di pabrik

1. Kenaikan suhu oli secara signifikan

Permasalahan mesin injeksi moulding plastik yang kerap terjadi salah satunya ialah kenaikan temperatur oli dengan cepat. Di mana untuk standar amannya, suhu kenaikan oli berada pada kisaran 38-50C. Tetapi apabila kenaikan melebihi temperatur yang direkomendasikan maka akan terjadi masalah.

Aliran oli akan tersendat dan tidak lancar oleh kondisi over heat tersebut. Maka sebagai bentuk pencegahan, sebaiknya strainer dibersihkan secara berkala. Strainer sendiri merupakan jalan masuknya air ke dalam mesin.

Apabila jalur sudah dibersihkan, dapat dilanjutkan pengecekan kondisi aliran keluar pada heat exchanger. Hal tersebut dilakukan dengan kondisi mesin mati dan keran air telah menutup.

2. Kenaikan suhu barell rendah

Untuk mesin injecting mold yang baru, mungkin permasalahan seperti ini masih familier dan dapat dengan mudah diatasi. Namun tidak halnya dengan mesin lama, sehingga proses penanganannya pun berbeda. Hal tersebut dikarenakan mesin lama tidak memiliki sensor mendeteksi suhu barell.

Biasanya pada mesin-mesin keluaran baru, temperatur barell yang rendah bisa dideteksi melalui termo kontrol. Apabila di tombol termo kontrol sudah menunjukkan lampu “On” dan “Off” secara serentak, maka pertanda suhu barell sudah stabil optimal.

Tetapi jika lampu tombol hanya menyala satu dan berwarna hijau, hal ini menandakan adanya pemasangan termocouple masih kendor. Bisa juga disebabkan heater yang putus sehingga menyebabkan suhu dalam barell terlalu tinggi.

Sebaliknya apabila salah satu lampu menyala berwarna merah, maka pertanda bahwa termocouple putus. Maka untuk mengurangi risiko permasalahan mesin injeksi moulding plastik pada barell, pengecekan temperatur merupakan hal krusial yang mendasar.

3. Screw tidak mampu melakukan charging

Masalah ini terjadi jika material habis di pertengahan proses berlangsung serta leher hopper mengalami kenaikan panas melebihi standar. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan material beku pada saluran hopper mau pun screw backpress.

Selain itu material yang tidak sengaja tercampur minyak disinyalir menyebabkan permasalahan ini. Untuk mengurangi risiko, disarankan melakukan pengecekan berkala pada mesin injeksi moulding.

4. Cetakan tidak dapat menekan kuat

Permasalahan yang kerap terjadi ialah tekanan mold yang kurang kuat di mana cetakan tidak bisa melakukan high pressure. Untuk mengurangi risiko ada baiknya sebelum melakukan injeksi, periksa terlebih dahulu temperatur cetakan yang digunakan.

Permasalahan mesin injeksi moulding plastik memang ada yang membutuhkan penanganan khusus dan ada yang tidak. Namun meski saat sedang tidak digunakan, mesin-mesin hendaknya dicek secara berkala untuk mencegah terjadinya risiko kerusakan yang lebih besar. Dengan begitu kondisi mesin bisa diketahui dan pekerjaan pun tidak terhambat.